Nabi Mengajar Ilmu Hakikat ?

islamdanquran

3/30/20244 min baca

Untuk memudahkan dalam memahami artikel yang ini, kami harap para pembaca sudah memahami dulu apa itu ilmu hakikat dan kenapa kita mesti belajar ilmu hakikat yang telah banyak dijelaskan dalam artikel-artikel terdahulu.

Nabi Muhammad adalah orang pertama dalam agama islam yang mengajarkan ilmu hakikat yang sah dan benar. Tapi Nabi Muhammad mengajarkan ilmu hakikat bukan berbentuk tariqah ini dan itu, melainkan Nabi mengajarkan nya dalam bentuk pelajaran ilmu tauhid.

Nabi Muhammad dapat petunjuk wahyu pertama di gua Hira', yang mana pada masa itu disebut zaman jahiliah, orang-orang pada masa itu menyembah patung karena mereka tak kenal dengan tuhan yang sebenarnya yaitu Allah. Maka itu, hal pertama yang harus nabi tanamkan dulu adalah masalah tauhid.

Pada awal-awal Nabi Muhammad memberi tau umat dimasa itu tentang Allah, sudah pasti akan banyak pertanyaan dari umat yang heran dan ingin tau siapa itu Allah. Dan sudah tentu pula Nabi Muhammad akan memberi penerangan dan penjelasan yang cukup. Dan semua jawaban dan penjelasan yang digunakan Nabi Muhammad dalam menjawab segala pertanyaan umat tentang Allah itu, dapat kita lihat di dalam 6000 lebih ayat Al-Quran. Nah, proses tanya jawab Nabi dengan umat yang ingin tau tentang Allah ini, inilah salah satu bentuk Nabi mengajarkan bagian ilmu hakikat. Sebagai contoh, surat Al-ikhlas yang berbunyi : katakanlah (Muhammad) Allah itu esa. Dari ayat ini kan jelas, bahwa Nabi Muhammad sedang memberi tau atau sedang mengenalkan kepada umat bahwa Allah itu tidak banyak tetapi esa. Sangat banyak ayat Quran yang berisi keterangan yang menjelaskan tentang siapa itu Allah supaya umat kenal Allah dan bisa menyembah tepat kepada yang bernama Allah. Karena mustahil umat bisa menyembah Allah kalau hanya diberi tau sekedar nama Allah saja. Ingatlah bahwa walaupun Allah itu ghaib atau tak nampak tetapi Allah itu ada, bukan tak ada. Sesuatu yang ada pasti bisa dikenali, asalkan di pahami dengan ilmu yang sesuai, yaitu ilmu hakikat. Makanya orang yang hanya belajar ilmu syariat saja, tanpa ada pengetahuan hakikat, akan mengatakan bahwa tak mungkin kita akan bisa mengenal Allah, ini dapat dipahami karena mereka itu memandangnya hanya dari kacamata ilmu syariat saja.

Banyak orang lupa, bahwa awa-awalnya dulu Nabi Muhammad memberitaukan tentang tuhan Allah itu adalah kepada dedengkot-dedengkot arab bukan kepada anak-anak. Maka sudah tentu orang-orang arab itu tak kan langsung patuh saja mengikut seperti anak-anak, pastilah mereka akan menanyakan banyak hal tentang Allah supaya mereka yakin kepada Allah, nah, proses tanya jawab inilah yang dinamakan bahwa Nabi sedang mengenalkan Allah kepada umat. Lain halnya dengan kita yang keturunan islam ini, dimana kita sejak kanak-kanak sudah dikasih tau oleh orang tua kita nama tuhan kita yaitu Allah, tapi saat itu kita belum berakal baligh maka akal kita belum sampai untuk bertanya tentang Allah itu lebih detil, , sehingga waktu kita dikasih tau hanya nama Allah saja, maka kita sudah ikut saja dan kita sudah ikut-ikut pula sholat. Dan jika kita teruskan saja sholat sampai tua-tua hanya dengan berbekal sekedar tau nama Allah ini saja, maka inilah kesalahan fatal bagi kita islam keturunan, kita yang baru tau sekedar nama Allah saja sudah terus saja sholat sampai tua-tua sekarang, padahal pengetahuan kita tentang yang kita sembah itu baru sekedar tau nama saja. Dan pengetahuan kita tentang Allah itu tak lebih dari tau bahwa: Allah itu yang menciptakan langit dan bumi, Allah itu yang memberi kita rezki, Allah itu maha tau. Ingatlah pengetahuan kita setingkat itu belum lah cukup untuk kita bisa menghadap Allah ketika sholat dan saat sakaratul maut. Maka itu alangkah malangnya kita kalau tidak belajar ilmu hakikat yaitu ilmu tauhid. Selama-lamanya kita tak kan pernah mengenal Allah dengan sebenar-benarnya dan pada akhirnya waktu sakaratul maut sudah dipastikan kita takkan bisa kembali pada Allah, karena mana mungkin kita bisa kembali pada sesuatu yang tidak kita kenal. Dan jika nanti kita tak bisa kembali pada Allah, itu lah yang dinamakan mati sesat, kenapa disebut mati sesat, karena dia saat sakaratul maut itu kita tak kenal lagi tempat kita kembali, yaitu Allah, maka itu dikatakan tersesat.....

ilmu hakikat dan ilmu syariat ini adalah sepasang dan saling berkesinambungan, maka dalam mengajarkannya, Nabi Muhammad tidak memisah-misahkannya, maka itu jarang kita dengar Nabi Muhammad mengajarkan ilmu hakikat secara khusus. Nah, hal ini lah yang membuat orang sekarang jadi ragu, apakah memang ada Nabi Muhammad mengajarkan ilmu hakaikat, jawab nya : ADA, tapi Nabi mengajarkan nya berkesinambungan mulai dari ilmu syariat sampai pada bagian hakikat, tidak dipisah-pisah kan. Lain halnya dengan pengajian-pengajian ilmu hakikat yang ada sekarang, umumnya mereka mengajarkan ilmu hakikat terpisah dari ilmu syariat, ini terlihat jelas dari penamaan yang mereka berikan untuk masing-masing golongan mereka seperti tariqah ini dan tariqah itu, dan hasil atau produk nya pun menunjukkan jelas bahwa mereka betul-betul memisahkan antara dua ilmu ini, yaitu, umumnya orang yang sudah belajar ilmu hakikat itu mencoba meringan-ringankan bagian syariat, bahkan sampai ada yang belajar ilmu hakikat yang katanya dah putus makrifat hingga tak sholat lagi (Na'udzubliilah midzalik).

Jika para pembaca artikel ini ingin penjelasan lebih luas dan dalam tentang hal ini maka kita bisa diskusi agama langsung atau mudzakarah. Silahkan lihat bagian CONTACT di website ini. Insya Allah ini murni dakwah agama, tak ada unsur komersil dan tak ada bayar apa apa pun. Kami ada di beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Pekanbaru, Padang, Batam, Lampung, Samarinda, Makassar, KL malaysia.

Klik dan baca artikel terkait berikut :

Note:

Kami tidak memberi pelajaran ilmu tauhid melalui internet. Semua artikel agama di website ini hanya untuk membuktikan dan mengingatkan betapa pentingnya pengetahuan ilmu tauhid. Belajar ilmu tauhid sama seperti pengajian pada umumnya spt mushola atau majlis ta'lim.